Jumat, 04 Agustus 2017

HERACLITUS

Heraclitus berpendapat bahwa segala sesuatu berubah. Contohnya: seseorang  tidak bisa merendam kaki kedua kalinya di air sungai yang sama. Kenapa coba?... coba deh kamu rendam kaki di sungai yang airnya terus mengalir, sama ngak air yang mengenai kakimu?... kagak kan. Yap, karena air sungai terus mengalir. Jadi air sungai yang tadi mebasahi kaki kita, tidak bisa membasahi kaki kita untuk kedua kalinya meskipun kita berada di tempat yang sama. Maka dari itu, Heraclitus mengemukakan teori ini ‘Tidak bisa merendam kaki kedua kalinya di sungai yang sama’  dalam kata tersebut terkandung makna bahwa segala sesuatu mengalami perubahan.

Heraclitus lahir di Efesus, daerah Lonia yang dulu merupakan kota dagang terbesar di Yunani. Dia menikmati kesendirian dan spekulasinya. Dia juga sering berkata dan melakukan hal yang sulit sehingga di anggap sebagai orang sombong.

Di saat para filsuf sebelumnya berusaha untuk mencari tahu sumber dunia yang tidak berubah ini. Heraclitus malah  menentang teori bahwa dunia tidak berubah. Dia berpendapat bahwa segala sesuatu mengalir dan tidak akan kembali seperti semula. Dia berpendapat bahwa api adalah dasar dari semuanya. ‘ Api ‘ yang dimaksudnya dilihat dari sudut pandang dan simbol untuk menjelaskan perubahan dan gerak, berbeda dengan dasar segalanya yang diungkan oleh para filsuf sebelumnya. ‘Api : Teori sekaligus lambang untuk menjelaskan perubahan dan gerak’. Jadi, api yang dilihat bukan sebagai dasar fisik yang membentuk dunia, melainkan prinsif yang menggerakkan dunia. Heraclitus juga mengungkapkan bahwa perjuangan adalah bapak segalanya. Ungkapan tersebut berarti semua yang ada di dunia ini muncul melalui perjuangan dari segala sesuatu yang saling bertentangan. Contohnya : musim dingin dan musim panas, siang dan malam, perang dan damai. Namun, dia juga menegaskan bahwa saat dunia berperang, saat itu juga tercipta kedamaian.

 Sepintas dunia yang sepertinya menentang kekacauan bergerak mengikuti standar dan ketentuan. Dia menyebut prinsip dan sistem tersebut sebagai  ‘Logos’ segala sesuatu berubah tanpa henti. Artinya , kita harus mencari kebenaran dari perubahan tersebut. Pemikiran yang terdapat di salah satu cabang batang pohon yang di sebut ‘filsafat Barat’. Dan memberikan pengaruh kepada para filsuf generasi selanjutnya.

Ref: Lee Young il & AHN Hyung mo (2014), Filsafat Barat: 100 Filosofi




1 komentar:

Makanan gratis

Menurut teman-teman, makanan apa yang paling enak?....  Kalau bagi aku sih makanan yang gratis, enak banget itu.. Siapasih yang dak suka ...